Mengapa Kita Berjuang? - Bagian 1

Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar. Kita adalah sekumpulan orang-orang yang punya darah dari suku masing-masing. Kita bersatu saat sumpah pemuda diadakan, dimana saat itu kita punya pemikiran yang sama; memerdekakan tanah air kita sendiri. Di mana di saat itu kita masih terpecah belah oleh belanda dengan KNIL nya, dan kita tercerai-berai karena ulah tangan kita sendiri yang dibelenggu oleh rantai penjajah. Jepang datang dengan julukan saudara tua, yang sampai hari ini banyak saudara-saudara kita yang berumur tua menyaksikan betapa kejam nya penjajahan mereka, hingga melebihi kolonialisme belanda. Kemudian, saat jepang menyerah, belanda datang dengan ABDACOM nya, mencoba merebut kejayaan kita dalam kemerdekaannya. Saat para penjajah asing menghilang dari bumi pertiwi, kita masih harus melawan perpecahan yang ada di dalam badan ibu pertiwi. Ada puluhan pemberontakan dan ideologi asing yang mencoba meruntuhkan Indonesia layaknya Mesir, Libya, Rusia, dan bangsa-bangsa lainnya. Tetapi, kita masih berdiri hari ini. Kita berdiri dengan kaki sendiri, layaknya semangat berdikari bung Karno. Beliau adalah seorang singa podium, yang dengan lidahnya menyihir dan meyakinkan rakyat Indonesia untuk berjuang beratus-ratus kali, mengusir penjajah dan menyatukan Indonesia. 

Sudah hampir 16 tahun kita mengalami reformasi, tidak jarang ada yang bertanya,'kemana arah reformasi kita ini?' Sadarlah, tidak ada yang salah dengan reformasi. Itu hanya seperti mengganti sebuah mesin yang rusak, dan sekarang kita sedang membangun mesin yang lebih baik, yang dapat mengatur negara ini dengan lebih bijak dan netral, tanpa serangan dari pihak-pihak asing. Orang Indonesia dikenal sebagai para pejuang yang berwibawa di mata dunia. Sukarno, Habibie, Sri Mulyani, dan ratusan atlet tanah air serta jutaan orang yang katanya seperti mutiara di dasar laut, adalah contoh kecil dari betapa besarnya potensi tanah ini. Kita tidak hanya makan dari hasil alam negeri ini, tapi orang-orangnya juga adalah orang-orang yang mampu mengubah dunia, seperti 10 pemuda yang didambakan Sukarno sang nasionalis. 

Akankah perjuangan pahlawan yang dulu memudar karena banyaknya isu-isu yang diklaim oleh penulisnya bisa menggoyang ketahanan negara ini? Tidak, kita adalah masyarakat yang pintar.Tidak seharusnya pemuda Indonesia bisa dicuci otak dengan mudah oleh isu-isu media sosial. Terlebih para mahasiswa, tidak ada kata percaya sebelum bukti yang nyata dengan konspirasi yang bertebaran di dunia maya. 

Sadarkah kita dengan perilaku kita selama ini? Para penjajah mencoba mengadu kita layaknya sabung ayam. Kita adalah ayamnya dan penjajah akan mengambil ayam yang menang dan mengatur mereka. Tidak ada sebuah kalimat yang mampu menggoyahkan iman penjajah yang tertutupi mata hatinya. Bersatu memang tidak mudah, akan tetapi musuh lebih mudah mengalahkan pasukan dengan formasi yang tercerai berai. 

Komentar