Emosi dalam Bahasa Asing

Banyak orang yang bertanya kepada saya, bagaimana cara menguasai bahasa asing dengan baik. Bagi saya, selain pelafalan yang fasih dan penguasaan kosa kata yang beragam (tidak banyak, karena umumnya ada satu orang yang bisa berbahasa asing, tetapi hanya di satu topik saja, begitu diajak berbicara dengan topik lain jadi tidak karuan), juga adanya kemampuan menguasai teknik emosi dalam berbahasa, atau bahasa simpelnya penjiwaan.

Untuk kasus penjiwaan, saya sudah pernah bahas di tulisan sebelumnya.  Menerjemahkan emosi ke dalam bahasa lain memang tidaklah mudah. Ada beberapa kosakata yang dengan mudahnya kita gunakan di kehidupan sehari-hari, tetapi artinya akan janggal di telinga kalau diterjemahkan mentah-mentah. Ada juga beberapa frasa yang tidak bisa diterjemahkan langsung, perlu kata pembantu ataupun penjelasan yang lebih rinci. Terkadang, juga ada frasa unik yang berlaku hanya di kalangan tertentu saja, sehingga menimbulkan kebingungan ketik harus diterjemahkan ke konteks umur atau golongan yang berbeda (sebagai contoh, kaum kiri mungkin berarti beda di Indonesia dengan di negara2 barat, yang mungkin oleh kita lebih terkenal dengan istilah oposisi).

Emosi dalam bahasa tidak harus prokem ataupun slang, bisa saja itu hanya kalimat sederhana dengan beberapa imbuhan atau kata ekspresi tertentu yang tidak bisa diterjemahkan langsung ke dalam bahasa lainnya. Kita mengenal ini dalam istilah bahasa sebagai onomatope (penulisan bunyi berdasarkan sumber bunyi). Contoh yang paling dasar misalnya seperti suara kokok ayam jantan, yang tiap negara mempunyai cara penulisan dan pengucapan masing-masing, walaupun si ayam sendiri berkokok dengan cara yang sama dimana pun.

Selain ini, emosi dan frasa yang ada juga berkembang seiring zaman, sehingga jangan sampai kata-kata yang dipelajari selama ini ternyata sudah tidak populer digunakan lagi. Ada beberapa kasus di mana ada pembelajar bahasa asing yang paham konteks yang sangat formal alias hanya berdasarkan buku, yang kemudian dia kebingungan dengan bahasa yang digunakan oleh penutur asli. Bahasa yang digunakan oleh penutur asli ternyata tidak terlalu baku seperti yang diajarkan di buku. Ini adalah salah satu tantangan untuk para pembelajar bahasa asing agak bisa menyerupai penutur asli, dalam bahasa apapun.

Komentar