Jangan Sampai Merah Putih Hilang di Gajah Putih - Bagian 1 (Agama)

Saat saya kuliah di MFU, orang banyak yang mengatakan

"Where do you come from?"

Saat itu saya menjawab dari Indonesia. Memang tidak ada yang aneh. Sejatinya kita sebagai pemuda Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar negeri dituntut untuk selalu membawa nilai-nilai nasionalisme dalam diri kita. Bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk disebarkan kepada orang lain baik orang Indonesia lainnya atau mereka, masyarakat dunia.

Kemudian dalam kehidupan sehari-hari saya disini, ada banyak hal yang harus di perhatikan dengan cermat. Pertama, jangan sampai agama kita hilang dinegeri orang. Agama saya Islam, tetapi mayoritas orang di MFU bukanlah beragama Islam. Ada rasa toleransi yang kuat disini antara Buddhist dan Muslim, dan agama lainnya. Tetapi tidak ada orang yang tahu apa agama kita jika kita tidak menggunakan atribut agama seperti peci untuk Muslim dan hijab untuk Muslimah.

Banyak godaan dalam agama disini. Seperti misalnya saya sering mendapat tawaran kawan-kawan untuk pergi ke klub malam. Kita semua tahu apa yang ada di klub malam. Saya seringkali menolak ajakan mereka dengan alasan saya Muslim. Kawan-kawan saya memang toleran dengan sikap saya ini, tetapi kadang mereka mengatakan kepada saya :

" Your religion is so strict ! "

Hmmm, memang demikian. Tapi sebagai muslim, kami tahu bahwa dunia hanyalah ladang mencari amal untuk diakhirat kelak. Dunia bukan tempat bersenang-senang semata. Saya tahu bahwa akan ada banyak ucapan seperti ini lagi kelak. Tapi bukankah Islam menjanjikan surga Firdaus bagi mereka yang taat kepada-Nya? Berangkat dari dasar itu, saya berusaha agar tidak goyah dengan harumnya bau dunia yang hanya satu setengah jam ini.

Untuk amal ibadah, saya bisa melakukan di asrama atau di Muslim Club di MFU. Bagaimana untuk di luar? Kadang saya bawa sejadah sendiri dan minta izin sama panitia kalau ada acara yang beradu waktu dengan waktu shalat. Lalu saya atau beberapa muslim lainnya shalat di ruang yang disediakan seperti ruang rapat atau di lorong ruangan.

Semua agama ada aturannya, termasuk agama buddha, kristen, dan lainnya. Untuk minum minuman keras, jelas-jelas dilarang dalam Islam. Namun ternyata dalam ajaran Buddha hal itu juga dilarang, kecuali untuk kegiatan tertentu. Tapi dimana-mana kita bisa menemukan bir kaleng dijual dengan mudah. Bahkan di mall, kadang ada djiual anggur tahun 2010 seharga hampir 600 ribu rupiah! luar biasa untuk maksiat semacam itu.

6 bulan saya disini, dan alhamdulillah iman saya masih ada. Banyak godaan di luar negeri, jangan sampai agama kita tergerusi olehnya.

Komentar