Jangan Sampai Merah Putih Hilang di Gajah Putih - Bagian 2 (Nasionalisme)

Dahulu sekali, ratusan etnis dibelenggu oleh kejamnya kolonial belanda. Ribuan jiwa gugur dalam mempertahankan tanah leluhur dari para imperialis yang berdatangan. Saat darah pejuang terakhir telah lenyap, ribuan pemikir ulung lahir di bumi pertiwi. Mereka sadar bahwa perjuangan kita bukan hanya dengan panah dan tombak, tapi juga dengan diplomasi dan lobi-lobi kedalam organisasi internasional.

Berkat para pemikir dan orang-orang yang rela berjuang mati-matian inilah, kita dapat merdeka. Tapi tidak sesingkat itu perjuangan kita. Setelah kita merdeka, masalah baru muncul, masalah internal. Kita menghadapi PKI, gerakan DII, dan kudeta atas presiden. Banyak sekali tawaran dari luar negeri untuk menyelesaikan masalah ini. Namun tidak ada makan siang gratis, pasti ada penukarnya. Apakah kita mau? Tidak. Kita tetap tabah dan tidak putus asa dalam menghadapi cobaan bagi negeri yang baru lahir ini. Hingga hari ini bendera merah putih masih berkibar di gedung-gedung pemerintah di seantero Indonesia.

Thailand adalah negeri yang sangat menghormati rajanya. Dimana-mana, ada foto beliau. Bahkan semua orang sangat enggan membicarakan keburukannya. Dan juga jika kita berada di perbatasan negara ini, banyak sekali bendera mereka kibarkan. Demi menunjukkan siapa mereka sebenarnya.

Tapi teknologi yang mereka punya tidak jarang menyilaukan. Banyak sekali produk dan hal-hal lain yang kita tidak dapatkan disini. Namun semua itu mempunyai pengaruh kepada kita. Salah satunya adalah hilangnya rasa kebanggan kita terhadap negeri kita sendiri. Jangan salah, hal ini bisa terjadi. Tidak usah jauh-jauh, melihat Malaysia saja kita sudah berbinar-binar menatap kemakmuran mereka. Kita selalu menganggap rumput tetangga lebih hijau dari pada rumput halaman kita. Termasuk Thailand.

Sebagai seorang mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri. Rasa nasionalisme kita harus tetap di pertahankan. Pertama, lihatlah jasa-jasa para pejuang yang dulu. Tidak akan lahir negara ini jika mereka tidak ada. Mengapa ini saya tekankan lebih dulu? Mari kita lihat beberapa kasus yang ada. Kita tahu banyak anggota dewan rakyat yang tidak hapal pancasila lagi, apalagi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ini adalah suatu hal yang memalukan di mata rakyatnya sendiri. Bagaimana bisa mereka yang bersumpah akan melayani kita tidak hapal hal kecil seperti itu? Padahal untuk hal itu, darah, keringat, dan air mata pejuang duluya berjatuhan demi negara ini. Walaupun pancasila, itu adalah sebuah hal yang harus dihormati sebagai dasar negara kita

Kedua, hendaklah kita jangan malu mengaku berasal dari Indonesia. Tidak ada yang salah dengan negara ini. Tengoklah tanahnya, adakah ia subur? Lihatlah alamnya, kita adalah negara dengan hutan hujan terbesar kedua didunia. Apa yang salah? Lhat manusianya. Mereka para manusia dengan hati hitam sekarang bernafsu bagaikan hewan. Demi kuasa, menghina orang lain adalah wajar, bahkan membunuh jika perlu. Tidak banyak lagi pemuda yang nasionalis. Mereka tidak tahu dimana mereka dilahirkan. Sopan santun tidak diperhatikan. Siapa yang tahan dengan hal semacam ini? Dimana moral kita? Dulu kita ada pelajaran PPkn, lalu sekarang kemana?

Ketiga, sebagai bangsa yang tangguh sejak dulu kala, kita harus tetap mempertahankan citra ini di dunia. Indonesia dari luar dianggap sebagai negara demokrasi terbesar di dunia. Kita adalah negara nomor satu terbesar di ASEAN. Banyak bangsa bergantung dengan kita. Hari ini, Australia dan negara lain telah mencemooh kita dengan menyadap telekomunikasi kita. Indonesia tidak boleh kehilangan kredibilitasnya di mata dunia sebagai bangsa besar yang beragam. Tidak ada bangsa lain yang boleh menginjak-injak kehormatan kita, bahkan negara terkuat sekalipun.

Nasionalisme dalam hidup kita adalah hal yang vital. Ketika kita di luar negeri, mereka akan melihat bagaimana Indonesia dari diri kita. Jangan sampai kita terlena dengan budaya luar dan mengabaikan rasa kecintaan kita terhadap merah putih.

Komentar